Home » Napak Tilas Jejak Mochtar Kusumaatmadja, Bapak Hukum Laut Indonesia dalam Versi Dokumenter

Napak Tilas Jejak Mochtar Kusumaatmadja, Bapak Hukum Laut Indonesia dalam Versi Dokumenter

POJOKSINEMA – Pernah dengar nama Mochtar Kusumaatmadja? Bagi Gen Z, mungkin mengenalnya sebagai ganti nama jalan di jembatan layang Pasopati, Bandung. Sedangkan generasi sebelumnya tentu familiar sebagai Menteri Luar Negeri legend era Orde Baru, seorang ahli hukum sekaligus diplomat ulung terutama di bidang maritim.

Namun, bagi Rahmat Askari Kusumaatmadja, sosok Prof. Mochtar Kusumaatmadja hanyalah seorang pegawai negeri biasa. Saban hari berangkat kerja dan selalu mencoba memberikan yang terbaik untuk keluarga. Rahmat adalah anak dari Prof. Mochtar.

“Bapak tidak pernah bercerita tentang perjuangannya untuk negara ini,” ungkap Rahmat suatu kali. Rupanya dia baru menyadari apa yang dilakukan ayahnya setelah ia dewasa. “Bapak mengerjakan sesuatu yang berdampak besar bagi bangsa.”

Hal itu diucapkannya dalam peluncuran Teaser Film Dokumenter “12 Mile: Guiding the Archipelago” di Bandung, November 2024 lalu. Film produksi Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (IKA Unpad) ini mengangkat kisah perjuangan sang diplomat dalam memperjuangkan kedaulatan maritim Indonesia melalui konsep Wawasan Nusantara. Berkat jasanya, batas wilayah laut Indonesia berhasil diperluas dari 3 mil menjadi 12 mil.

Upaya itu akhirnya berbuah manis. Pengakuan pun datang lewat Konvensi Hukum Laut PBB ke-III pada 1982 (UNCLOS 1982). Setahun kemudian, Indonesia meratifikasinya lewat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985.

Prof. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M., LL.D. lahir di Jakarta pada 17 Februari 1929. Lulus Sarjana Hukum dari UI pada 1955, kemudian mendapat gelar Master of Laws (LL.M.) dari Yale Law School, Amerika Serikat, 1956. Gelar Doktor bidang hukum diraihnya di Universitas Padjadjaran, Bandung pada 1962.

“Tugas kami sebagai penerus adalah menampilkan siapa beliau, apa karya dan apa yang sudah beliau lakukan. Prof Mochtar bukan hanya berjasa untuk Unpad, tapi juga untuk Indonesia,” kata Agus Imanuddin, penggagas film sekaligus Ketua IKA Unpad dan Produser Eksekutif film ini.

Agus menyebut melalui film ini pihaknya ingin agar masyarakat tahu bahwa hasil karya Prof Mochtar tak hanya dinikmati segelintir orang, tapi oleh seluruh bangsa ini. “Tanpa dia, Indonesia tidak akan seluas sekarang ini.”