Mungkin inilah , pada akhirnya saya (penulis) sangat memahami betul, bagaimana Scott dengan teladan mendevelop sebuah kebutuhan hiburan yang cemerlang.
Semua peristiwa yang ditumpahkan Scott dengan cepat, tetap menjaga elemen cerita agar tidak goyah.
Sederhana sebenarnya cerita The Last Duel yang ditampilkan Scott, bahkan film ini pun tak lebih lebih dari sekedar epic -drama yang berangkat dari kisah nyata di masanya.
Namun kita juga harus punya penafsiran sendiri, bahwa The Last Duel sedang mengajak kita bermain dengan imajiner dan pemikiran kita terhadap peristiwa tiga bab tadi : sedang terjadi apa atau sebenarnya apa yang sedang terjadi?

Rekomendasi saya, jika ingin menonton film ini dalam durasi penuh sepanjang dua setengah jam, maka sebaiknya anda juga menonton kembali Gladiator dan Kingdom of Heaven.
Dua film yang saya sebut diatas adalah karakter dan style Scott dalam menginstal kehidupan drama itu sendiri.
Meski tak ada karya yang sempurna, The Last Duel tetap menjadi klimaks karya nan takjub bagi karir Ridley Scott sebagai sutradara dan produser.
baca yang ini : Eksorsisme The Last Rite dengan atmosfer British Horror
Aktor Ben Affleck – meski tak terlalu banyak jatah scene yang ia mainkan sebagai Pierre d’Alencon – tetap tampil prima.
Ben juga terlibat dalam penanganan naskah cerita bersama Matt Damon dan Nicole Holofcener. (Q2)
I’m extremely inspired together with your writing talents
as smartly as with the layout on your blog. Is that this
a paid subject or did you modify it your self? Either way stay up the nice high
quality writing, it’s rare to see a nice weblog like this
one these days. HeyGen!