Hanya saja, Evil Eye memang tidak haus dengan aroma ketegangan. Praktis film arahan Isaac Ezban ini terlalu asik memainkan drama misterinya ketibang ketegangan dan jumpscare.
Namun demikian, saya (penulis) tak memungkiri betapa kekayaan cerita dalam film ini sangat mewah – sebenarnya. Hanya saja naskah yang di larutkan dalam visual, seperti melaju dengan energi telenovela horor misteri.
Mungkin, jika Ezban ingin total memainkan formula horor dan suspense-nya, bisa jadi film ini sangat menakutkan dan mendebarkan. Asalkan, jika ia tak malu-malu memainkan treatmen horor dan suspensenya.
Begitulah film dengan genre horor, tiap sineas dan produser punya percaya diri untuk mendaulat filmnya speerti yang mereka inginkan. Mereka tak perlu sibuk mereka-reka selera pasar, meski ada yang harus mereka selera.
Setidaknya yang diperbuat Ezban dengan Evil Eye adalah keberpihakan terhadap local wisdom. Bagaiman ia sekuat tenaga memoles horor Evil Eye yang sangat kentara dengan kearifan lokal.