Film Sleep Call: Plot Twist Yang Malu-Malu, Tapi Klimaks?

kaura basuki - foto : kicky herlambang
Laura basuki ( foto : kicky herlambang/pojoksinema.com)

POJOKSINEMAFilm Sleep Call memiliki kebaranian yang langka lewat genre drama-thriller dengan mengusung desain dengan gaya ‘twist story’. Plot dengan mengandalkan cerita memutar yang penuh kejutan, memang membutuhkan keberanian yang tinggi.

Untuk mencapai klimaksnya , maka butuh eksekusi penulisan naskah dan skenario yang juga jempolan. Pasalnya jika unsur penting dalam film ini gagal di garap, maka hanya menjadi hidangan tanpa kenikmatan.

Untuk mengantarkan nilai hiburannya kepada penonton, film dengan basis cerita memutar atau twisty plot harus mampu menjaga banyak plot dan adegan agar tidak terperangkap di tengah jalan. Film dengan gaya demikian memang sedang keranjingan dipasarkan.

Artinya gaya bertutur cerita dan gambar seperti demikian bukan barang langka. Film Empat Mantan karya sutradara Hanny R Saputra juga mengandalkan nuansa twist yang di jaga ketat hingga akhir.

Hanya saja, memang tidak banyak film seperti ini yang sukses komersil di pasaran. Bahkan ada juga filmmaker yang menggarapnya separuh hati.

Sleep Call dengan tendangan treatmenntnya mencoba menebar pesona dengan alur flashback untuk menjawab kesulitan mencerna cerita. Film produksi studio IDN Pictures ini sebenarnya tak perlu berlama dengan banyaknya plot yang di sematkan -hanya dem memperpanjang durasi saja.

Jika boleh, cukup saja film ini main dalam durasi 90 menit tapi tereksekusi sebagai  ‘best twist ending’. Sleep Call dengan tema ceritanya memang menarik meski juga bukan barang baru.

Film arahan Fajar Nugros ini setidaknya memiliki modal treatmen cerita yang disiplin dan akting para pemain yang maksimal. Meskipun saya (penulis) masih kurang nyaman dengan banyak tokoh yang akhirnya tidak penting untuk dipertahankan oleh cerita.