Mengisahkan pengungsi daratan sebatang kara, Chan Lok-kwun (Raymond Lam), yang mencoba mendapatkan identitas palsu dengan memenangkan pertarungan kelahi. Sayangnya, bos judi pertarungan itu mengkhianatinya, hingga Chan harus menjambret tas karung berisi kokain milik Mr. Big (Sammo Hung) di markasnya.
Chan menyelamatkan diri ke wilayah Tembok Kumuh yang dipimpin kepala gangster Cyclone (Louis Koo). Di tembok ini akan diperlihatkan sebuah ruang hunian yang padat penduduk dan kumuh tak terurus, dimana banyak kabel menjuntai hingga atap seng hampir tiap bangunan. Namun visual ini tidak sia-sia berkat andil penting sinematografer Cheng Siu-keung yang sukses menangkap detailnya.
Set-pieces nya sangat memukau dan memanjakan mata, betapa Hongkong di tahun 80-an juga pernah kumuh dan lusuh saat awal membangun diri sebagai kota pelabuhan terbesar.
Trigger Warning: Membayar Kerinduan Penggemar Jessica Alba
Sekali lagi sinematografer Cheng Siu-keung juga berhasil membuat kehidupan yang layak dalam film ini. Bagaimana atmosfer dan sensasi pertarungan dikendalikan dengan sangat baik. Semua momen ditangkapnya nyaris tanpa cacat, meski tetap banyak adegan melompat dan memanjat dengan ‘sling’.
Bahkan yang terlihat manis dan mahal saat Siu-keung merekam adegan Cyclone menangkap rokok dengan jari, yang visualkan lewat gaya smooth.
Meski scene dramanya panjang dengan dialog-dialog (bagi saya) yang agak kurang dinamis, tapi tetap terjaga dengan pengembangan karakternya. Apalagi saat mereka melakukan pertarungan keras dengan senjata tajam di lorong sempit Tembok Kumuh tersebut.