Dan paling menarik dari film ini adalah konsep sejatinya sebagai film dengan mutu intimidasi ‘banjir darah dan kekejaman’ yang sangat intens. Praktis semangat mengintimidasi penonton dengan kekerasan dan kesadisan dalam “Winnie-the-Pooh: Blood and Honey 2” menjadi sebuah komedi yang -semestinya- kitapun tak mengerti untuk menemukan sumber kekacauannya yang sejati.
Namun, begitulah sebuah horor kontemporer yang dibuat demi memaksimalkan ruang hiburan di dalam teater.
“Winnie-the-Pooh: Blood and Honey 2” telah jauh berlari meninggalkan jejak kegagalannya tahun lalu.
Yang terlalu biasa dan sama seperti film sebelumnya adalah adegan sadis yang sangat kacau , namun film kedua ini juga mengisinya dengan area humanis sebagai hiasan.
“Twilight of the Warriors: Walled In” Terbaik Dikelasnya
Yang perlu kita sepakati, bahwa film ini memang benar-benar lebih bagus dari pendahulunya. Namun sebaiknya, anda juga nonton film pertamanya yang dirilis tahun lalu.