Romansa LOKANANTA Hingga “Kolintang Goes To UNESCO”

Asmara Loka dan Ananta hanya menjadi sebuah kemerduan nyanyian batin saja sebagai sebuah film yang relatif standar secara pengolahan. Namun akting Fiedra Azalia masih cukup untuk menutupi keterbatasan film ini.

Azalia termasuk yang cukup ketat menjaga performa dalam film debutnya itu.

Disisi lain, saya (penulis) cukup nyaman dengan proses memaksimalkan colour grading film ini. Setidaknya -sekali lagi- menutup keterbatasan film ini.

Bahkan upaya sinematografer memanjakan mata lewat bidikan lanskap elok mangrove dan pantai serta keindahan alam lainnya, cukup manis terekam.

Artinya, film produksi kerjasama AdGlow Pictures dan Picos Production -yang digawangi duet produser  Aji Fauzi serta Penny Marsetio – itu, telah berpaya sepenuh ‘keyakinannya’ memberikan sajian gambar penuh pesona. Meski saya juga melihat pada beberapa scene dengan fokus yang agak blur, juga touch-up grading pada wajah Rinoa Aurora yang tampak ‘noise’.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *