Tentang pemilihan Omara sebagai karakter utama Kristo punya alasan. Dia melihat sang aktor terkesan aneh ketika mereka pertama kali bertemu dan membahas karakter Gema. Saat itu Omara minum lemon tea hingga habis dan mestinya selesai sampai di situ.
“Nah, dia ini sambil dengerin gue, dia ambil irisan lemonnya, terus kayak diemut dan lama gitu,” seloroh Kristo sambil tertawa ngakak. “Pas dia emut lemonnya, gue langsung dalam hati, ‘Wah ini Gema sih!’”
Menurutnya polah aneh itu pas banget dengan karakter Gema yang digambarkan sebagai sosok aneh dan tak biasa di lingkungan sekitar. Butuh aktor yang secara alami punya sisi unik. Bukan mereka yang pura-pura aneh demi kebutuhan peran dalam film.
“Karakter Gema itu dekat banget sama banyak oran. Canggung, kesepian, tapi pengin banget dianggap dan yang paling menantang justru saat harus ngobrol sama penonton lewat kamera, tapi tetap bikin penonton merasa relate, bukan sekadar gimmick,” balas Omara tentang karakternya. Dia merasakan banyak proses bareng Kristo yang membantu buat merasakan ‘rasa’ Gema tanpa perlu over-acting.
Dalam proyek ini, Kristo juga menulis lirik lagu soundtrack yang berjudul “Tinggal”. Penyanyinya oleh Mawar de Jongh yang juga berakting di film ini. Sebuah lagu yang jadi bagian penting, karena ikut menghidupkan emosi yang ada di balik film “TingNing”.
Bikin kepo aja nih gagasannya Kristo. Bakal senyeleneh gimana ya… (bat)


