Namun ada kalanya dia juga dilanda rasa takut. Perasaan takut inilah yang kelak menjadi bekal dalam mengeksekusi film horor, sebagai gambaran rasa takut yang juga dia alami. “‘Kalau saya takutnya begini, barangkali orang juga takutnya sama,” tukasnya.
Tanpa ragu Yannie menyebut film asal Thailand “Shutter” karya duet sutradara Banjong Pisanthanakun dan Parkpoom Wongpoom sebagai film favoritnya. “Kalau (film) Hollywood ya, “Seven” punya David Fincher,” tuturnya mantap.
Di proyek “Menjelang Magrib 2: Wanita yang Dirantai”, Yannie bertugas sebagai Desainer Produksi. Berlokasi di kaki gunung Papandayan, Garut dia mengaku membangun set 70 persen sesuai dengan kondisi era 1920-an.
Rumah karakter utamanya Layla (diperankan oleh Aisha Kastolan), sang perempuan terpasung sengaja dibangun dengan latar Gunung Puntang dan Gunung Cikurai. Tak masalah meskipun penuh tantangan cuaca ekstrem.
“Suhunya itu sampai antara 11-12 derajat (Celcius) dan anginnya itu kencang banget. ” kenang Yannie. Namun dia bersyukur semuanya bisa dilalui dengan mulus dan kini “Menjelang Magrib 2: Wanita yang Dirantai” tayang di bioskop sejak 4 September 2025.
(Bobby Batara)