Sedangkan dalam “Perempuan Pembawa Sial” Rossa bermain sebagai Sunyoto. Seorang pegawai pabrik wig di tempat kerja Mirah (Raihaanun). Tipe botuna yang genit kalau ada pegawai cantik dan Mirah menjadi salah satu incarannya.
Menurut Rossa sosok ini lumrah ditemui dalam kehidupan sehari-hari, bahkan banyak yang dia kenal betul orang-orangnya. Karena di balik penampilan yang seolah-olah baik, ternyata ada tersimpan niat busuk.
“Jadi momen hari-hari kita adalah manusia yang terang, di momen tertentu kita adalah manusia yang gelap, dan penumpang gelap (intensi buruk) ini kadang-kadang kita persilahkan untuk muncul, karena kita gak punya jalan keluar,” tukasnya meyakinkan.
Sifat ini, tambahnya, acapkali bisa disembunyikan dengan sangat indah, bahkan tanpa orang lain menyadari. Demikian paparannya usai pemutaran film “Perempuan Pembawa Sial” di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Rabu, 10 September lalu.
“(Orang seperti) Sunyoto itu sebenarnya banyak banget di sekitar kita. (Ini) yang bikin saya jengkel banget gitu,” ucapnya. Namun ketidaksukaan ini justru membawa berkah, karena dia bisa lebih mendalami dan memerankan tokoh tersebut.
Dia menambahkan dalam dunia akting yang digelutinya, ada dua cara pendekatan karakter. “Antara saya cinta banget atau saya benci banget. Karena dua-duanya akan membuat kita melihat dengan detail.”
Rasa benci inilah yang menjadi modal pendalamannya dalam menjalani peran sebagai Sunyoto yang menyebalkan. Rupanya pendekatan macam ini cukup memudahkan sutradara Fajar Nugros dalam mengarahkan karakternya.
(Bobby Batara)
