Home » Ini Dia Semesta “Ada Apa dengan Cinta?”: dari Sekuel, Spin-off hingga Remake

Ini Dia Semesta “Ada Apa dengan Cinta?”: dari Sekuel, Spin-off hingga Remake

POJOKSINEMA – Barang kali tak ada film Indonesia yang selengkap “Ada Apa dengan Cinta?” dari sisi IP (Intellectual Property) atau Kekayaan Intelektual. Setelah sejumlah instalmen, tahun ini muncul remake “AADC?” berjudul “Rangga & Cinta: The Rebirth of AADC?” yang akan tayang mulai 2 Oktober 2025.

”Ada Apa Dengan Cinta” ini, menurut saya salah satu skrip dan konsep film yang paling matang terpikirkan untuk bisa berkembang. “Bukan cuma filmnya, tapi kemudian eksekusi castnya, aktor-aktornya,” ucap sutradara Riri Riza dalam konferensi pers di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin 29 Oktober 2025.

Bareng produser Mira Lesmana dan Nicholas Saputra, Riri menjadi sutradara film keempat dari semesta (universe) AADC ini. Memasang aktor yang semuanya baru, tampak dia puas dengan bekal kekayaan intelektual yang diwariskan oleh timnya.

Pasangan Rangga dan Cinta yang dulu diperankan Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo kini dibawakan oleh El Putra Sarira dan Leya Princy. Namun Riri tetap memberi kode suatu saat menggarap produk baru lagi dari semesta AADC.

“Ya lihat saja sampai sekarang, Dian dan Nicho bisa bergerak ke mana-mana, bukan tidak mungkin dia juga kembali ke rumahnya lagi sebagai Rangga dan Cinta,” ungkap Riri dengan yakin.

AADC memang terhitung sukses merawat sebuah semesta (universe) dari produknya. Dari induknya yang lahir pada dua dekade lalu, kemudian hadir turunannya yang komplet, ada sekuel, sempalan (spin-off)  hingga remake. Wow, siap-siap panen raya.

Penasaran seperti apa masing-masing proyeknya? Yuk kita cek satu demi satu seputar cerita di baliknya.

 

Ada Apa Dengan Cinta? (2002) – Rudi Soedjarwo

Bareng Mira Lesmana, Riri tadinya akan menggarap. Namun karena dapat beasiswa ke Inggris akhirnya Rudi Soedjarwo yang jadi sutradara. Ternyata Rudi sukses mengemban tugasnya, proyek ini menjadi box office. Duet Dian dan Nicholas menjadi abadi berkat triangle system yang diperkenalkan Miles Films, yaitu sebuah kolaborasi kompak antara produser, sutradara, dan penulis naskah. Saking kuatnya image film ini, Miles bisa saja membuat sekuelnya. Namun mereka memilih untuk membuat proyek lain yang dirasa penting. Sebut saja “Gie” dan banyak lagi.