POJOKSINEMA – Film debut Edoardo Vitaletti : The Last Thing Mary Saw, yang berkisah tentang kelompok Puritan di New England pada tahun 1843, menjadi sebuah studi kasus menarik tentang cinta terlarang dua gadis lesbi remaja Puritan di masanya; meski lagi-lagi kenapa harus nama ‘Mary’ yang selalu menjadi tumbal di banyak film horor.
Sinematografi The Last Thing Mary Saw, tak tampak megah karena memang David Kruta lewat bidikan kamera ingin menghidupkan era Puritan yang penuh keresahan dan kegelapan.
Betapa Kruta cukup mampu meleluasan ruang cahaya yang minimalis dan alami menjadi visual yang dramatik dengan kemasan dialog-dialog yang disuarakan dengan pelan dan tenang oleh seluruh pemainnya.
The Last Thing Mary Saw bergulir dengan plot cerita yang kalem , sunyi seakan sedang mengajak saya (penulis) untuk menyimpan rapih-rapih emosional saya.