Treatment naskah yang ditangani Vidya Ariestya, juga berjalan tanpa gerget. Nyaris sepanjang 30 menit film ini belum memiliki chemistry kepada penontonnya.
Alhasil rentetan babak developing karakter hanya melaju dengan ritual introduction yang dragging.
Bicara chemistry, film ini juga tak mampu berbuat banyak.
Padahal banyak momentum yang bisa diperas menjadi dramatis dengan merakit chemistry para pemainnya.
Memang tidaklah buruk penampilan para pemain secara keseluruhan. Tapi setidaknya dramaturgi film ini bisa dikendalikan lewat stabilitas karakter masing-masing pemain.
Chiska Doppert masih meletupkan style lamanya, mengawali babak pembukaan dengan scoring ‘jump-scare’ yang gagal. Tradisi lama yang semestinya tak perlu lagi di tempelkan.
Jika menyimak konsep dan ide cerita tentang Tulah 6/13, mungkin lebih baik film ini tak bertele-tele dengan negosiasi plot. Dan mungkin film ini juga tak perlu malu-malu bercengkrama dengan konsep sub-genrenya.