Tapi mungkin film ini tidak berasal dari satu kepala manusia. Melainkan melibatkan isi kepala dan ego sentris beberapa manusia yang terlibat dalam proyek ini. Namu. Demikian film berdurasi 95 menit ini masih dibela oleh colour grading yang lain daripada yang lain.
Kata Alda Augustine “Semua Perempuan Bisa Jadi Pengusaha”
“Nuansa tone warnanya terasa natural demi memberikan kenyamanan saat di tonton banyak orang di bioskop. begitupun cara kami menyampaikan pesan tanpa menggurui tapi tetap lunak di cerna,” Ujar Muhammad Taufik, produser kreatif Super Media Pictures.
“ Kita sangat berhati-hati dengan sound efeknya agar bisa memaksimalkan emosional penonton. Nonton deh coba di bioskop pasti sound efek untuk jumpscare nya terasa beda banget. Dan skoringnya untuk mengawal plot juga scene-scene suspense sangat kami jaga mutunya. Nah ada beberapa scene under-lighting yang kami eksekusi memang tanpa pencahayaan tapi tetap bagus hasilnya, “ ungkap Uda Agan.
Soal pemain, saya (penulis) tidak khawatir tentang kualitasnya karena semua masih dalam kendali baik-baik saja. Bintang muda Nafiza Fatia Rani yang berperan sebagai Dinda cukup memberi kesan saat ia beradu akting dengan aktor Rizky Hanggono.
Nafiza berpotensi menjadi aktor berbakat, hanya tinggal mengoleksi jam terbangnya serta harus sering tampil dengan naskah cerita yang sangat bagus untuknya.
Lalu bagaimana dengan nasib “Mama” sendiri yang sedang tayang di banyak bioskop saat ini? Intinya premis film ini cukup baik, tanpa menggurui tapi tetap pop. Hanya saja film yang sangat berhasrat melibatkan emosional penonton ini, perlu treatment naskah yang sangat mujarab. Hal ini tentu demi mendongkrak selera banyak penonton film nasional. (Q2)