
Tak pelak, Alyne mencoba jujur dalam hal artistik. Tak sekadar menjual trauma, namun ia menyulapnya menjadi bahasa seni yang matang. Alhasil, album ini terasa nyambung dengan kondisi generasi masa kini, yang sadar akan kesehatan mental namun sering terkendala untuk mencari medium refleksinya.
Dengan simbolisme yang kuat dan pendekatan musikal yang sadar, NARC menempatkan diri sebagai karya yang tak hanya elok didengar, tetapi menjadi sebuah perjalanan batin yang bergerak perlahan, tapi sarat makna.
Menariknya, album ini juga menjadi soundtrack resmi dari novel karya Alyne yang berjudul sama. “Album ini berfungsi sebagai soundtrack dari novel, sehingga musik dan narasi berjalan berdampingan, sebagai pengalaman emosional lintas medium,” ungkapnya menutup obrolan siang itu. (bat)


