Tentu rakitan ini harus punya alasan.
Bagaimana kita menyaksikan Finney yang penakut dengan kekerasan menjadi pemberani ketika di dalam sebuah rubanah ( ruang bawah tanah ) ia harus berhadapan dengan telepon tua berwarna hitam yang tiba-tiba- berdering tanpa kabel sambungan.
Finney harus berhadapan n dengan sensasi menakutkan dan menegangkan, saat para hantu yang akhirnya ia kenal satu persatu menolongnya untuk bisa keluar dari ruangan kelam tersebut.
Sementara pada plot lainnya, investigasi kepolisian juga harus berjibaku mencari dan menemukan Finney yang hilang.
Sang adik perempuan Finney, Gwen ( diperankan dengan baik oleh bintang muda Madeleine McGraw), yang punya keunikan lewat mimpi-mimpinya juga ikut andil membongkar sebuah petunjuk tentang banyak orang hilang yang ia ketahui dari mimpinya.
Alhasil, The Black Phone menjadi sebuah film dengan ikatan emosional yang cukup kuat.
Meski saya ( penulis) masih bertanya latar belakang rumah yang memiliki ruang bawah tanah tersebut.

Lalu kenapa The Grabber ( Ethan Hawke ) yang sadis membunuh para korbannya, tidak terlalu teliti saat rubanah dalam rumahnya mulai di acak-acak oleh Finney yang sedang mencari celah jalan keluar berdasar petunjuk para hantu yang di bantai The Grabber?
Bahkan kiat The Grabber untuk mengumpan Finney agar bisa meloloskan diri dengan tanpa mengunci pintu rubanah , sementara sang penjahat memantinya di dapur sembari duduk lalu akan menangkap dan melukainya bukanlah hal yang beralasan kuat, jika pada akhirnya The Grabber pun memilih cara lain untuk menyiksa Finney. (Q2)