Sosialisasi Pedoman Penilaian Dewan Juri FFWI 2023

sosialisasi pedoman dewan juri1-pojoksinema.com

“ Seorang juri harus mampu memaparkan dan berargumentasi tentang defenisi sebuah film yang baik atau buruk. Dan pada akhirnya, bisa menyimpulkan definisi itu sangat dinamis dan berspektrum!,” kata Susi.

Susi menambahkan, berdebat dan mengadu argumentasi dalam menilai film sangat bagus. “ Harus menjadi tradisi yang dipertahankan dalam penyelenggaraan FFWI,”

Dalam pandangan Susi, dalam beradu argumen itu harus dilandaskan pada pengetahuan film yang mumpuni, meski tidak sempurna. Karena dalam menilai film, setiap orang memiliki sudut pandang sendiri, tetapi mempunyai alasan yang secara teknis bisa diterima.

baca juga : Cerita Dewi Amanda Dari Festival Film Cannes 2023

Bagi Susi yang tak kalah penting juga, juri wajib mengetahui budaya dan adab suatu daerah atau komunitas. Meski itupun tidak harus ahli.

Susi mengingatkan, penempatan soal budaya ini terlihat kuat dalam film-film Korea maupun Hollywood.

“ Film mereka sukses terletak pada apa sih? Saya kira terletak pada kultur yang membungkusnya, ada bahasa, ada gerak, ada musik. Sehingga sebenarnya, membaca film adalah membaca budaya!” tandas Susi.

Pada kesempatan sama, Rita Sri Hastuti Wartawan Senior Anggota LSF, menyebut harus disepakati bersama. “ Penilaian sebuah film jangan hanya dari rasa saja,”

Rita menguraikan, kalau di genre drama, apakah cerita bisa menyentuh keharuan? Tetapi keharuan itu bukan cengeng. Lantas untuk genre Laga, Action dan Horor adegan dan cerita dan dilihat masuk akal atau tidak.

“Semua itu bisa jadi bahan penilaian yang didiskusikan bersama,”ujarnya.

Di bawah koordinasi Kemendikbudristek panitia FFWI 2023 sudah mulai bekerja dengan menyusun daftar film-film yang tayang di bioskop dan OTT mulai 1 Oktober 2022-30 September 2023. (Q2/**)

598 Comments on “Sosialisasi Pedoman Penilaian Dewan Juri FFWI 2023”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *