Juga diimbangi kekuatan suspense dan misterinya untuk memperkuat kedalaman horornya sendiri. Bahkan bisa disebut banyak film horor saat ini miskin jumpscare. Tapi begitulah film selalu mengikuti kemajuan zaman.
Sederet Bintang Muda
“Rambut Kafan” dengan jumpscare-nya untuk membuat penonton terkejut-kaget juga tidak sia-sia. Timing menyematkan kapan itu harus di tendang, saya (penulis) kira sangat tepat.
Ada scene yang saya sangat suka ketika kamera berjalan dari atas tempat tidur ke kolong tempat tidur lalu balik lagi ke atasnya. Inilah bagi saya golden scene, dan itu berhasil mengejutkan penonton di teater.
Film yang diproduseri oleh Shankar dan Wina Aditri yang duduk sebagai eksekutif produser, sejatinya masih relevan dengan budaya. Betapa banyak manusia masa kini yang masih bersekutu dengan iblis demi kekayaan dan keabadian.
Dengan bungkusan popnya film ini sengaja memasang sederet bintang muda demi mendulang banyak penonton. Ada Astrid Angel pemain film, yang juga berprofesi sebagai model foto sebuah majalah 18+.
baca juga : “Role Play” Bukan Thriller Aksi Yang Serius
Lalu ada Maghara Adipura yang juga digaet untuk berperan sebagai pria ‘musuh dalam selimut’ yang menyukai Tari (Bulan Sutena). Begitupun dengan kehadiran Nita Gunawan yang juga menjadi ‘sesajen’ pemikat pasar.