“Tokoh Isa kehilangan banyak hal yang membentuk perannya sebagai laki-laki baik dalam situasi perang dan kehidupan domestik rumah tangganya,” ungkap Mouly dalam rilis yang diterima redaksi. “…baik di ranjang pernikahannya bersama Fatimah maupun sebagai pencari nafkah bagi keluarga.”
Selain ketiga aktor utama, film ini dibintangi oleh Rukman Rosadi, Imelda Therinne, Faiz Vishal, Anggun Priambodo, Ar Barrani Lintang, Chew Kinwah, Alex Abbad, Indra Birowo, Dea Panendra, dan lain-lain.
“Perang Kota” menjadi ko-produksi antara Indonesia, Singapura, Belanda, Prancis, Norwegia, Filipina, dan Kamboja, dan diproduksi oleh Cinesurya, Starvision, dan Kaninga Pictures. Pihak ko-produksinya ada Giraffe Pictures, Volya Films, Shasha & Co. Production, DuoFilm AS, Epicmedia, Qun Films, dan Kongchak Pictures.
Produser Chand Parwez Servia dari Starvision optimis film “Perang Kota” tak hanya sekadar menjadi film sejarah, melainkan juga menjadi cermin bagi generasi muda saat ini.
“Film “Perang Kota” punya nilai yang akan menjadi cerminan bagi generasi muda saat ini, lewat drama revolusi yang berbeda, kata Chand Parwez. (bat)