Bisa jadi karena keinginan duet sutradara Celeboglu dan Costa. Mereka tidak ingin film ini seperti terperangkap dalam banyak jenis tema yang senang memanfaatkan bocah kecil sebagai biang keladi datangnya malapetaka.
Bijak Mengesekusi Waktu
Salem yang sedikit penghuni tetap terjajakan sebagai kota yang penuh riwayat kelam dan mengerikan. All Fun and Games sedikit banyak mengajak penonton bertamasya dengan kengerian berdarah.
Kini, Plot cerita beralih kepada kakaknya Jonah, yakni Marcus (Asa Butterfield). yang menjadi wadah iblis dan sumber malapetaka. Marcus habis membantai semua rekan saudarinya, Billie (Natalia Dyer).
Marcus yang kerasukan iblis jahat bernama bernama Daniel, membantai teman-teman Biollie dengan carta main petak umpat. Sederhana, apa yang hendak diantarkan All Fun and Games lewat gaya cerita dengan durasi yang tidak panjang.
baca yang ini : Rasa Haru Artis Shinta Yulia Sari Saat Sambangi Warga
Bungkusan latar belakang cerita juga menjadikan film ini masih dalam lingkaran akal sehat. Konsep film All Fun and Games tidaklah baru, meski tetap bertenaga menjual ketegangan dan keseruan.
Kisah cerita horor memilukan dan mengerikan tentang entitas jahat dari peristiwa kekejaman di masa lalu sudah banyak di usung. Film ini cukup bijak mengeksekusi waktunya, dibuat dengan baik dalam banyak hal.
Dan tidak kebablasan dengan kinerja ceritanya, alias sadar diri kapan harus menyelesaikan cerita tanpa bertele-tele, seperti kondisi film horor Indonesia saat ini. (Q2)