Penulisan cerita pun disajikan lebih mendalam. Tak sekadar goyang dangdut sebagai penawar luka. Ada pula lekukan drama yang menyentuh berupa hubungan ayah dan anak yang terluka hatinya. Anak sekarang menyebutnya daddy issue.
Mulai dari marahnya Naya kepada ayahnya (Joshua Pandelaki) yang minggat karena kawin lagi. Kemudian baru muncul lagi ketika sudah tak punya apa-apa, namun tetap dibela sang adik (Nurra Datau). Kemudian ada Wawan (Keanu Angelo) yang marah kepada ayahnya (Opie Kumis) yang mendekati penyanyi orkesnya (Wika Salim).
Namun crème de la crème di sini ya suguhan komedinya yang mencuri perhatian. Materi pemain jenaka mulai dari Opie, Keanu, komika Fajar Nugra, hingga kreator konten asal Medan, Adi Sudirja bukan sekadar pelengkap. Bahkan menjadi kunci kekuatan film ini dan efeknya cetar membahana.
Adu celetukan mereka yang orisinil mengingatkan pada serial “Si Doel Anak Sekolahan”. Betapa di sana kelucuan Mandra yang khas Betawi diadu dengan personil Srimulat mas Karyo (Basuki) menjadi bagian yang tak terpisahkan. Seperti Rano, Monty tinggal mengandalkan mereka yang memang sudah terbiasa melakukan improvisasi. Anya sendiri mengaku sungguh menderita harus menahan tawa dapat lawan main seperti ini.
Alhasil, “Mendadak Dangdut” berhasil menjadi film yang menghibur. Kalaupun tak suka dengan musiknya, nikmati dramanya yang menyentuh hati dan tawanya yang tak pernah henti. Cekidot. (bat)