Namun, saya juga harus melihat betapa Matt Damon dengan seri Bourne juga banyak menampilkan aksi gilanya. Atraksi gila dalam film thriller-aksi Hollywood memang menghadirkan pesonanya sendiri dengan bungkusan teknologinya yang lebih unggul.
Tapi kita juga jangan lengah bahwa industri Hollywood juga punya masalah dengan keaktoran Steven Seagal yang pilih hengkang dari industri film terbesar di dunia itu.
Adisurya Abdy Bilang “Ada Lima Masalah Dalam Film”
Begitupun saat Sylvester Stallone tampil sebagai pahlawan tanpa kekerasan dalam “Daylight” (1996), ia pun dihujani kritik pedas. Meski sebelumnya ia juga dibanjiri hujatan lewat aksi komedi gagal “Stop! Or My Mom Will Shoot” (1992).
Film “The Union” dengan rentetan teknologi canggihnya, paling tidak sebagai pelepas rindu, setelah lama menanti aksi ‘kacau” Mark Wahlberg di film action-thriller. Yang sangat menggelitik saya dalam film ‘klise’ penghianatan ini kenapa saya tidak puas dengan hasil olah peran duet Mark dan Berry?
Hanya satu jawabannya, paduan keduanya hanya sekedar kopi yang tersaji dengan level ‘one shot espresso’ dalam americano. Artinya, sepanjang film saya jauh dari rasa puas untuk menikmati chemistry Mark dan Berry.