Dengan bungkusan naskah cerita dan skenario Waru hadir dengan adab baru yang ingin di pertontonkan warga industri dan khalayak.
Seperti yang dikatakan Aji Fauzi, eksekutif produser ‘soal efek bicara teknologi harus ok’
“ Karena, itu tuntutan kalau Waru diedarkan pasar internasional. Kita coba untuk berbuat yang sangat berbeda dari Waru. Kami ingin film ini bisa tembus box office jutaan penonton, ” katanya.
Setara dengan Aji, eksekutif produser, Dewi Amanda mengatakan bahwa film ini akan diboyong ke beberapa Negara.
” Film ini akan berbeda dengan genre horor lainnya, ” kata Dewi.
Saya (penulis) berharap film ini harus sadar denagn kebosanan publik yang terlalu sering disuntik jumpscare di banyak film horor. Film horor tak harus melulu berisi efek kejut yang di kawinkan oleh efek suara yang sering tak penting.
Alih-alaih efek suara jumpscare itu hanya menuai kebisinginan di teliga saja, saat nonton di teater.
Film Waru yang menjadi asosiasi eksekutif produser ini dikelola tiga studio; Ad Glow Pictures, Suraya Film dan Film Q Indonesia. Tercatat nama Johanes Rustam, Suresh Ratnakrishnan, Adytia Wulandari, Moch Sonny Inayatkhan, Witjaksono duduk sebagai eksekutif produser.
Serta Dewi Amanda dan Aji Fauzi.
Film yang pengambilan gambarnya di sekitar Sukabumi itu dibintangi Bella Graceva, Zikri Daulay, Matthew Williams, Dewi Amanda, Yati Surachman. Serta melibatkan dua pemain Malaysia; Shafirah Husna dan Josiah Hogan.
Apa yang diperbuat Chiska Doppert dengan Waru?
Chiska mengatakan film terbarunya juga sebuah horor keluarga. Artinya Film ini juga memoles visual dan cerita dengan komponen drama yang akan mengentalkan atmosfer cerita horornya.