Program ini juga menjadi bagian dari komitmen Telkomsel untuk memperkuat industri perfilman nasional. Dengan 442 proposal premise dan sinopsis yang diterima, program ini menunjukkan antusiasme besar dari generasi sineas muda Indonesia yang berpotensi.
Sebagai hasil dari proses seleksi yang ketat, tiga sineas muda berbakat terpilih untuk memproduksi film pendek yang kemudian dipresentasikan dan tayang di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024. Penliaian ketiga film ini berdasarkan pada kreativitas, keunikan ide, kekuatan karakter dan alur cerita. Ketiga karya tersebut adalah:
- Little Rebels Cinema Club karya Khozy Rizal, berlatar tahun 2008, menceritakan Doddy, bocah 14 tahun, yang mencoba mereplikasi adegan ikonik dari film zombie bersama sahabat-sahabatnya menggunakan handycam milik kakaknya, Anji, seorang remaja dengan emosi yang kompleks.
- Film Wajib Tonton Sebelum Mati karya Razny Mahardhika, menggambarkan Kino, yang bersama istrinya Via dan sahabatnya Wahyu, merayakan satu juta subscriber YouTube mereka dengan mengulas film-film wajib tonton. Namun, rekaman tersebut menjadi video terakhir mereka, meninggalkan Kino yang kini bergulat dengan kehilangan dan harapan.
- Final Draft karya Hannan Chintya, mengikuti Ciko, seorang editor film yang terjebak dalam dilema profesional dan moral ketika diminta untuk menghapus seorang aktor penting dari film atas permintaan investor, menghadapi tekanan dari sutradara dan produser yang berselisih.
Ketiga film pendek karya sineas muda Indonesia ini juga akan terus didukung oleh MAXStream Studios untuk melangkah lebih jauh dengan mendaftarkannya ke berbagai festival film bergengsi di tingkat nasional dan internasional, sebagai bagian dari upaya mempromosikan kreativitas anak bangsa ke panggung dunia.
Vice President Digital Lifestyle Telkomsel, Lesley Simpson menyatakan, “Program ini menunjukkan bahwa MAXStream Studios berperan sebagai platform yang tidak hanya mendukung sineas berpengalaman ”
” Tetapi juga memberikan kesempatan kepada sineas muda yang memiliki potensi besar. Dukungan ini merupakan bagian dari upaya MAXStream Studios untuk menciptakan ekosistem industri perfilman yang inklusif dan berkelanjutan.” Lanjut Lesley Simpson.
Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024 sendiri memasuki edisi ke-19 dengan tema “Metanoia”, menjadi ajang bergengsi bagi sinema Asia. Dengan 180 film dari 25 negara yang ditampilkan dalam program kompetisi dan non-kompetisi, JAFF terus menjadi ruang kolaborasi seni, budaya, dan pariwisata.
Performa Terbaik Juliette Lewis Jadi Penjahat Dalam “The Thicket”
Sekaligus panggung untuk memamerkan transformasi sinema Asia.