The Last Kingdom: Seven Kings Must Die, Epic Yang Hambar Rasa

The Last Kingdom : Seven Kings Must Die ditangan Ed Bazalgette, memang tidak memberikan sentuhan dahsyat seinematografinya
The Last Kingdom : Seven Kings Must Die ditangan Ed Bazalgette, memang tidak memberikan sentuhan dahsyat seinematografinya

POJOKSINEMAAkhirnya film The Last Kingdom: Seven Kings Must Die hanya menjadi epic yang tidak bisa dipahami kesungguhannya. Film yang sebenarnya pamungkas dari saga lima musim berjudul The Last Kingdom itu sangat jauh dari harapan.

Bila saya (penulis) berharap ada kesetaraan antara film ini dan serial lima musimnya, maka sebenarnya saya sedang kecewa. Bersetting pada abad ke-10, sebelum Inggris menjadi United Kingdom.

Film ‘kacau’ dari Neflix, yang disutradarai oleh Ed Bazalgette, ini mengisahkan setelah berlangsung saat kematian Raja Edward. Putranya Aethelstan (Harry Gilby) yang ambisius mengancam perdamaian yang rapuh di antara negara pagan dan negara bangsa Kristen.

Lord Uhtred of Bebbanburg (Alexander Dreymon) yang setia, seorang pria yang sangat dihormati, ingin menghindari konflik. Uhtred sangat tahu betul bahwa konflik hanya akan menimbulkan kekacauan panjang antar generasi.

Sayangnya, pertarungan puncak film ini tidak jauh lebih menarik. Komposisinya kurang jelas, skoring suara yang bergelombang yang klise dan efek visualnya berantakan.

The Last Kingdom : Seven Kings Must Die ditangan Ed Bazalgette, memang tidak memberikan sentuhan dahsyat seinematografinya. Ed hanya mengandalkan peristiwa bukan cerita sebenarnya.

Film Epik dari novel karya Bernard Cornwell sebenarnya masih bisa ditangani dengan cermat. Andai saja jika Ed sungguh-sungguh memainkan lanskap epic beserta ketegangannya.

Serta bagaimana film ini memiliki detail dan harmonisasi visual dalam memberikan rasa epic itu sendiri. Peperangan puncak seperti ketika Mel Gibson dengan Braveheart-nya sangatlah penting.

Seberapa kuat pondasi ketegangan, keseruan, kesadisan yang dibangun dengan formula gaya epic hingga mencapai klimaks.

Ingat juga, karya Peter Jackson ‘The Lord of The Rings’ betapa keelokan epic sangat memanjakan mata dan emosi jiwa. Ed Bazalgette pada akhirnya hanya membuat penonton bingung.

poster seven kings must die
Seven Kings Must Die Official Poster
Plot Yang Kebanyakan

Saya tidak ingin spoiler jika ada peristiwa berbeda dari serialnya. Bagi saya mungkin lebih terasa fun untuk menikmati sega lima musimnya saja. Ketibang saya harus ngotot mengharap film fitur ini serasa hebat, tidak!

Terlalu banyak plot yang disematkan dalam film ini, padahal ini film fitur. Alhasil film The Last Kingdom : Seven Kings Must Die, terseret kesana-kesini.

baca juga dong : Kata Wulan Sadeva Temukan Makna Hidup di Bulan Ramadhan

Namun ada beberapa detail yang memang diurutkan oleh Ed seperti nama orang dan wilayah serta kerajaannya. Bahkan ada kesan Ed ingin membuat film ini santun dan sarat pesan kekinian tentang keserakahan manusia.

Sebuah film epic ingin mnghidupkan panorama loyalitas, kesombongan, agama dan keserakahan yang hambar rasa. (Q2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *