POJOKSINEMA – Apa kabar dunia pendidikan kita? Ternyata tidak sedang baik-baik saja. Hal itulah yang mau diucapkan sineas Ichwan Persada dalam filmnya, Solata. Dia mengangkat tema pendidikan anak-anak di daerah terpencil.
“Film ini terinspirasi dari realitas anak-anak pedalaman yang sulit mendapatkan pendidikan layak,” ungkap Ichwan Persada dalam sebuah perbincangan di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Solata” diproduksi oleh Walma Pictures bareng Indonesia Sinema Persada. Ichwan Persada berada di posisi produser dan sutradara. Ichwan juga menulis skenario bareng Arai Amelya
“Solata” dibuat selama dua tahun dan menjadi film keluarga yang berlatar pedalaman Toraja. Ichwan mengaku terinspirasi ketika membuat dokumenter di wilayah perbatasan Indonesia pada 2011. Dia menyebut ada banyak elemen nyata yang dialami masyarakat daerah terpencil.
Ichwan merasa optimis dengan kehadiran “Solata” di tengah dominasi film horor sebagai alternatif dengan nilai dan pesan yang kuat. Menurutnya justru ini menjadi peluang berkaca dari sukses film Jumbo, film keluarga yang mengatasi dominasi horor pada momen Lebaran lalu.
“Penonton sekarang ingin sesuatu yang baru, yang menyentuh dan relevan dengan kehidupan nyata,” lanjut Ichwan seraya yakin pasar film keluarga di Indonesia masih luas dan belum tergarap maksimal.
