POJOKSINEMA – Gonjang-ganjing Citayam Fashion Week yang viral beberapa waktu lalu di Jakarta, desainer dan pengamat mode yang juga make-up artist internasional, Abuychow , ikut berkomentar tentang hajatan ‘ asal bikin’ yang mengganggu kelancaran lalu lintas itu.
Abuychow punya pandangan sendiri tentang hiruk-pikuk anak anak Seputaran Citayam Bojonggede Depok itu yang menggelar secara spontan aksi hiburan lenggak-lenggok di zebra-cross sekitaran Dukuh Atas bak model yang sedang memperagakan busana para desainer di runway catwalk.
” Gak ada yang salah dengan yang namanya ide kreatif tiap-tiap orang, tapi juga jangan mengganggu ketertiban. Jika ingin menggelar di area fasilitas umum itu kan harus punya izin. Itu juga kalau diizinkan. Ide kreatif kan harus ada ruang untuk mengaktualisasikan, yang tentu harus juga disesuaikan dengan kebutuhan kreatifnya, ” papar Abuychow.
” Seperti Citayam Fashion Week, mereka para anak muda itu paham gak apa itu pengertian fashion week? kan gak asal nyerempet ajah, tiba-tiba lenggak-lenggok di zebra cross dengan parade busana yang mereka pakai tanpa treatment dan training catwalk lalu mereka sebut dengan label fashion week. berarti kan mereka gak paham, ” tegas Abuychow.
Abuy menambahkan, kenali dahulu apa itu fashion dan dunianya, dimana didalamnya penuh dengan ekspresi estetika.
” Para desainer melahirkan karya-karyanya dengan tujuan positif. Baik itu karya mode dengan mengikuti trend yang sedang happening maupun adibusana atau Haute Couture, ”
Pesona fashion week juga melibatkan unsur lainnya di dalam penyelenggaraan seperti make up artist, hair do, serta lainnya yang berhubungan langsung dengan beauty style untuk menyempurnakan penampilan para model yang jalan di catwalk.
Ajang -ajang fashion week punya tujuan mulia, yakni mempopulerkan karya para desainer dengan mengusung konsep mode masing-masing dari mereka yang terlibat.
Tentunya, yang dilakukan oleh fashion week atau pekan mode akbar adalah menjaring pasar sebanyak-banyaknya.
” Citayam fashion week bagi saya bukan sebuah proses dari ide kreatif seperti umumnya penyelenggaraan pekan mode akbar. Terbukti tidak ada trend dan terobosan yang dilakukan sekelompok anak muda dari komunitas di kereta api tersebut. Mereka hanya mencetuskan ide spontan yang ala-ala dengan maksud unjuk gigi mempopulerkan keberadaannya di Jakarta, ” lanjut Abuychow.
baca juga : Kaya dengan simbol Islam dalam TIRAZ, karya terbaru Novita Yunus
” Alhasil, apa yang merak gelar dengan maksud menghibur malah menimbulkan pro-kontra kan? semisal dampak kemacetan lalu lintas yang sangat mengganggu warga Jakarta. dan mereka juga gak punya goals dalam menggelar kegiatan tersebut. Tujuannya apa yah? kecuali hanya lucu-lucuan yang saya lihat, ” pungkas Abuychow, pria yang memiliki bisnis wedding organizer itu kepada pojoksinema.com.
