POJOKSINEMA – Tidak ada yang istimewa dari penampilan terkini aktor Jamie Foxx dalam “Day Shift” yang berlatar pada cerita perburuan komersil vampir.
Nyaris tak berbeda jauh dengan “Shaun of the Dead” yang menjahit ide cerita tentang perburuan vampire dan mayat hidup yang haus darah dan sulit dimatikan.
Film-film sejenis ini hanya menjual sampah dan kekonyolan belaka dengan ide cerita tak tak masuk akal namun memiliki misi menghibur penonton di bioskop.
Cerita yang klise yang akrab dengan kita dengan bungkusan thriller, baku hantam, serta sematan dialog-dialog yangsering tampil kasar dan humor kacangan , juga bukan barang baru di industri film.
Semua dieksekusi sebagai hiburan ‘ yang kehabisan ide sehat’ sebenarnya.
Namun film-film jenis ini justru tampil dalam banyak variasi hingga pada beberapa elemen terlihat kualitas briliannya untuk meletupkan kengerian dengan pesonanya.
Aktor Jamie Foxx tak banyak berbuat, melainkan hanya sebagai seorang Bud Jablonski, sang pemburu vampire yang mencari uang dengan menjual taring vampir hasil buruannya dengan nilai bervariasi.
Beginilah cara Bud menafkahi dirinya dan anak perempuan semata wayangnya di tengah tekanan hidup.
Bud harus berjuang dengan waktu untuk mengumpulkan tidak kurang dari 10.000 dolar agar ia bisa menuntaskan janjinya kepada Jocelyn Jablonski (Meagan Good) agar bisa menyelesaikan masalah keuangan agar sang bekas isteri tidak memboyong putrinya , Paige Jablonski, ke keluarga Jocelyn.
baca yang ini juga : British thriller ala Rogue Agent yang masih malu-malu untuk mencekam
Kini Bud harus terima keadaan, tak ada lagi pekerjaan yang bisa ia lakukan selain memburu para vampir dan mematikannya, lalu menujal taringnya.
Sepanjang cerita kita akan disuguhkan drama Jamie Foxx dengan lakon Bud berjuang mempertahankan masa depan keluarga dan putrinya, hingga kita seperti tak kebagian akting berkelas Jamie Foxx.
Yang ada hanya drama dengan variasi dialog dan humor humor yang sama dengan film-film sejenis.
Agak sayang, bagi saya ( penulis) melihat banyak ruang kosong yang tak dimanfaatkan sutradara J.J Perry untuk mengendalikanJamie Foxx dengan kualitas aktingnya yang biasa jempolan.
Semua terlihat datar saja, terkecuali kita sedikit berbagi sanjungan untuk aktor Dave Franco, yang gai saya, cukup tampil gemilang dengan peran Seth-nya.
Namun soal sinematografi, anda tak perlu khawatir menikmatinya, pastinya anda akan disuguhkan para vampir yang berbaku hantam dengan manusia bersama jurus-jurus kungfu yang juga bisa terbang berpindah tempat sana sini seraya berkelahi, seperti film-film silat Mandarin deh..! (Q2)
